[ Halaman muka ]      [ Tentang kami ]      [  Email kami ]     [ Buku tamu ]     [ Arsip ]

>>>Dakwah As-Safiir

 

Jalan Menuju Takwa 
Oleh: Zainal Abidin Chaniago

 

 

Rasulullah Saw. bersabda; "Dihampari jalan menuju ke surga dengan makar-makar (segala sesuatu yang kita benci) dan dihampari jalan menuju ke neraka dengan syahwat (keindahan yang melenakan)", (HR. Bukhari).

Takwa dengan segudang kenikamatan dan fadhilahnya mempunyai jalan-jalan yang penuh dengan baebagai tantangan dan hambatan. Ini merupakan sunnatullah, bahwa setiap kesuksesan dan prestasi harus dibayar dengan harga mahal, sebagaimana Rasulullah Saw. dalam menyebarkan agama Islam menghadapi rintangan dan hambatan. Rasulullah Saw. bersabda; ""Dihampari jalan menuju ke surga dengan makar-makar (segala sesuatu yang kita benci) dan dihampari jalan menuju ke neraka dengan syahwat (keindahan yang melenakan)", (HR. Bukhari).

Untuk meniti jalan takwa, ada beberapa cara yang harus ditempuh: 

Pertama; Mu'ahadah
Senantiasa mengingat perjanjian dengan Allah Swt. bahwa umat diciptkan untuk selalu menyembah-Nya, firman Allah Swt. "Hai manusia,sembahlah tuhanmu yangtelah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa" (QS. Al-Baqarah: 21). Bahkan sejak dalam kandungan seorang ibu, sudah dilaksanakan perjanjian untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya, sebagaimana yang termaktub dalam al-Quran: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah Aku ini Tuhanmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. Al-A'raaf:172).

Didalam kehidupan, seseorang muslim telah berjanji bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Hal ini dapat dibuktikan; tatkala menunaikan shlat tujuh belas rekaat setiap harinya, kita selalu melafadzkan "Iyya kana'budi wa iyaaka nasta'iin (hanya kepada-Mu lah Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan (QS. Al-Fatihah: 5) dan Inna shalatii wa nusukii wa mahyaya wa mamaatii lillahi rabbil 'alamiin (bahwa ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk menggapai keridhaan Allah Swt. 

Kedua; Muraqabah
Merasa selalu diawasi oleh Allah Swt. dimanapun berada, baik dikesunyian maupun dikeramaian. Firman Allah Swt. "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang ke luar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hadiid: 4).

Allah Swt. selalu beserta hamba-Nya yang beriman dan setiap amal --kebaikan-kejahatan-- senantiasa dicatat oleh-Nya. Untuk dapat merasakan, bahwa pengawasan Allah Swt. itu dekat dengan diri, maka hendaknya kita selalu mengingat-Nya dimanapun kita berada, Rasulullah Saw. bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada" (HR. Turmudzi). 

Merasakan pengawasan Allah Swt. senantiasa akan membangun kepekaan hati untuk terus taat atas segala perintah-Nya danmenjauhi segala larangan-Nya, karena manakala seorang hamba melakukan kemaksiatan, sesungguhnya demikian itu telah mengurangi kadar keimanannya. Dalam sebuah perkataan hikmah disebutkan; "Iman bertambah dan bisa berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan".

Ketiga; Musahabah
Selalu mengintrospeksi amal-amal yang telah dikerjakan. Apakah kemaksiatan lebih mendominasi perbuatan kita kesehariannya ketimbang amalan shaleh ?; dan sudah siapkah kita menghadap sang Khaliq dengan bekal yang dimiliki saat ini ?; sudahkah kita yakin akan selamat dari azab-Nya ?. Janganlah sampai tertipu dengan amal yang telah dilakukan, ibarat semut diseberang lautan tampak, gajah dipelupuk mata tidakkelihatan, berhati-hatilah. 

Firman Allah Swt.: "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hasyr:18).

Rasulullah Saw. bersabda: "Jadikan kehidupanmu didunia, ,ibarat orang asing atau sedang dalam perjalanan" (HR.Muslim). Dalam hadits lain juga disebutkan bahwa "Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan mempersiapkan amal-amal untuk bekal sesudah mati, dan orang yang bodoh (hina) adalah orang yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-berangan yang muluk tidak mau beramal". (HR. Turmudzi).

Keempat; Mu'aqabah
Memberikan sangsi (hukuman) terhadap diri sendiri, apabila melakukan kesalahan atau lalai dari taat dan ibadah kepada Allah Swt. Hal ini, sebagaimana yang dilakukan khalifah Umar bin Khattab tatkala beliau mengunjungi salah satu kebunnya yang luas, setelah mengunjungi kebun, beliau melihat orang-orang telah selesai sholat Ashar berjamaah, langsung beliau merasa sangat rugi dan menyesal akan ketinggalannya untuk menunaikan sholat Ashar berjamaah. Lantas sebagai hukumannya, beliau menginfakkan kebun itu untuk kepentingan umat Islam, karena beranggapan kebunnya telah melalaikannya dari zikir kepada Allah Swt. 

Rasulullah Saw. bersabda; Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapus (perbuatan jelek), dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yangbaik". (HR. Turmudzi).

Kelima; Mujahadah
Seorang muslim sejati selalu bersungguh-sungguh dalam setiap amal sekecil apapun, tidak akan pernah terdetik didalam hatinya untuk putus asa maupun bermalas-malasan, karena kesuksesan besar itu berawal dari yang kecil. Manakala yang kecil saja tidak mamp[u dilakukan, bagaimana akan meraih yang besar. Firman allah Swt.: "Dan orang-orang yang berjihad dijalan Kami, sungguh benar-benar kami akan tunjukkan jalan-jalan Kami" (QS. Al-Ankabut: 69).

Demikianlah diantara jalan yang dapat menghantarkan kita kepada taqwa. Wallahu A'lam.

 

_____________________________________________

Dikutip dari buku Medan Dakwah (kumpulan lembar Dakwah Jum'at As-Safiir) HMM.

 

 

home

 

 

 

[ Halaman muka ]      [ Tentang kami ]      [  Email kami ]     [ Buku tamu ]     [ Arsip ]

© Himpunan Mahasiswa Medan Mesir 2002

     Silakan menyalin atau mengutip isi atau sebagian dengan mencantumkan sumber HMM Online

Kirim artikel/saran/kritikan 

Kontak Webmaster