[ Halaman muka ]      [ Tentang kami ]      [  Email kami ]     [ Buku tamu ]     [ Arsip ]

>>>Ke HMM an

 

"Mengkritisi" HMM dengan Parsonian Theory
oleh Andi Wahyudi

 

Paling tidak ada dua hal yang perlu disinggung berkaitan dengan judul diatas, Pertama adalah daya kritis sebagai titik pusat dinamika, sedangkan yang kedua adalah belajar untuk melihat teori para pakar sosiologi modern, dalam hal ini Parsonian Theory sebagai teori yang hendak "dilirik" karena telah mengalami rentetan analisa setiap zamannya. 

Kata kritis dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai makna: bersifat tidak lekas percaya atau juga bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan. Memakai kata tersebut-bagi penulis- dalam judul diatas bukanlah awal langkah menuju sebuah proyek dekonstruksi (al-hadm) dalam kerangka ke-HMM-an dengan tidak mengajukan alternatif solusi, akan tetapi yang diinginkan adalah sebuah rekonstruksi baru untuk menuju sebuah organisasi yang ideal.
 

Dalam sejarah manusia manapun, baik itu revolusi massa dunia, upaya-upaya kemerdekaan bangsa atau reformasi agama,social, ekonomi, budaya adalah bertitik tolak dari sebuah kesadaran untuk mengkritik "wadah"-institusi--, kecil atau besar, nasional atau internasional, kota atau kampung. Daya kritis itu timbul tidak lain hanyalah untuk merespon segala fenomena yang mengalami krisis dan kurang mapan, dalam hal ini sesuatu yang tidak dapat di elakan dalam proses timbulnya "suara" kritis keatas tadi adalah reaksi balik dari status quo dengan usaha untuk meng-counter baik itu berupa tindakan penjegalan, pengisolasian dan lain-lain, hal itu-menurut penulis-adalah hal yang sudah biasa terjadi dalam revolusi atau reformasi dibelahan negara manapun karena dualitas antara kaum dominan dan subordinant-- merupakan dialektika alam yang tak terhindarkan, namun penjegalan terhadap "suara-suara" kritis adalah pemenjaraan idealisme dan kebebasan manusia. Dan hal ini lebih berbahaya dari pemenjaran fisik. Daya kritis harus selalu dihidupkan dan diperhatikan selama ia tidak bersinggungan dengan doktrin-doktrin agama-yang menentukan antara pahala dan dosa-- yang sudah baku.

Judul diatas tentang Parsonian Theory adalah teori Talcott Parson (1902-1979) tentang Struktral-Fungsional yang mendapat simpatik dan legitimasi dari beberapa kalangan di Amerika Serikat sampai akhir tahun 60-an setelah perang dunia II (lihat Kilminster R (1991), Structuration theory as aworld-view). Di tilik sejarah teori ini timbul sebagai reaksi balasan terhadap teori social -konflik yang ditawarkan Marxisme. 
Tujuan penulisan ini adalah memposisikan Parsonian Theory sebagai cermin-paling tidak-untuk melihat diri HMM sebagai organisasi-yang merupakan miniatur dalam sosial kehidupan-- yang mengalami ambiguitas dalam struktur. Kita katakan ambiguitas struktur karena adanya semacam kerancuan atau kekaburan dalam fungsi struktur bila disandingkan dengan Parsonian Theory.

Yang perlu disinggung dalam teori ini dalam kaitannya dengan sebuah kehidupan sosial adalah atas pengakuannya terhadap keberadaan pluralitas. Pluralitas dalam teori ini adalah adalah satu-satunya pijakan utama (almunthalaq) dari adanya struktur masyarakat. Yang berakhir dengan pluralitas dalam fungsi sesuai dengan posisi seseorang dalam struktur sebuah system . Misal saja bahwa dalam sebuah organisasi -dalam hal ini HMM-- pasti ada induvidu yang mampu untuk menjadi ketua, sekretaris ,bendahara.Menurut Dr Ratna Megawangi bahwa perbedaan fungsi ini tidak untuk memenuhi kebutuhan induvidu yang bersangkutan, akan tetapi tetapi untuk mencapai tujuan organisasi sebagai kesatuan. Tentunya struktur dan fungsi ini tidak akan terlepas dari pengaruh norma dan nilai-nilai (common values) yang melandasi sistem masyarakat itu (lihat, Membiarkan berbeda hal: 57).Memang Parson dalam meletakkan teo rinya ini berpegang pada prinsip-pripsip dasar yaitu common values. Baginya common values adalah prinsip ataupun kaedah-kaedah yang diterima secara consensus (kesepakatan suara bulat) yang digunakan sebagai pijakan dalam melegetimasi segala tindak perbuatan (action).(lihat, Ian Craib , Modern Social Theory (An-Nadzariyaat Al-Ijtimaiyyah); hal 67, Alamul Ma'rifah Edisi 244). 

Kalau teori-teori diatas di aplikasikan,-dalam proses tranformasi---pada struktur HMM, maka akan menghasilkan beberapa point seperti: pertama, struktur yang terbentuk adalah berdasarkan atas segmen-segmen yang mewakili pluralitas, Kedua, memposisikan induvidu-induvidu dalam struktur sesuai dengan skill dan kredibelitas (fungsional) masing-masing, Ketiga; consensus digunakan sebagai pijakan dalam melegetimasi segala tindakan- perbuatan social. Dalam HMM consensus ini harus terwujud dalam SPA yang merupakan common values sebagai keputusan tertinggi, dari segala struktur yang ada, dimana SPA adalah merupakan manifestasi dari "yadullah fawqal jamaah". 
Di HMM, seperti yang kita ketahui bahwa Dewan adalah lembaga tertinggi dalam kestrukturan yang mempunyai otoritas”langit” —dan ini jelas bersinggungan dengan wacana penulis diatas—, lembaga ini bisa saja kita terima namun dengan catatan bahwa ia harus dapat melihat pentingnya sebuah arti pluralitas ( keberagaman yang berasal dari unsur-unsur almamater dan lain-lain). Dalam pengertian yang lebih luas bahwa Dewan harus berdiri sesuai dengan mekanisme yang sehat,dan ini merupakan sebuah tuntutan realita . Jika Mekanisme yang lama masih dipertahankan maka akan bisa saja melahirkan sebuah keputusan yang subjektif. Kalau keputusan subyektif yang lahir bisa saja nanti akan menciptakan apa yang disebut Talcatc dengan Valuntaristic Theory of Action -Teori aksi sukarela—– sebagai sintesis dari Pareto dan Durkheim—yang menyatakan bahwa induvidu akan bergerak dengan suka rela jika timbul sebuah keputusan yang subyektif. (lihat Parson, The Structure Social Action, 1937).
 

Dalam kerangka ini semua, satu hal yang ingin kita usahakan pada organisasi kita adalah “ Attaghyir min Ajlil Baqa” 

_________________________________________________________

Dikutip dari buletin Generasi HMM Edisi III Jumadil 'Ula 1423 H./Juli - Agustus 2002 M.

 

 

 

home

 

 

 

[ Halaman muka ]      [ Tentang kami ]      [  Email kami ]     [ Buku tamu ]     [ Arsip ]

© Himpunan Mahasiswa Medan Mesir 2002

     Silakan menyalin atau mengutip isi atau sebagian dengan mencantumkan sumber HMM Online

Kirim artikel/saran/kritikan 

Kontak Webmaster