[ Halaman muka ]      [ Tentang kami ]      [  Email kami ]     [ Buku tamu ]     [ Arsip ]

>>>Ke HMM an

 

MEMBANGUN STRUKTUR YANG MUTAKHIR 

ATAU BUDAYA YANG MEMBUMI ?

oleh  Muhammad Rahmatullah

 

Di dalam AD HMM Bab V pasal 9 tentang struktur organisasi, format struktur HMM itu sebagai berikut: 1. Dewan HMM, 2. Dewan Konsultatif, 3. Dewan Pengurus, 4. Badan Otonom serta 6. Anggota. Kemudian di Bab VI pasal 10 tentang Permusyawaratan yang pertama Rapat Dewan HMM, 2. Rapat Anggota Tahunan, 3. Rapat Dewan Konsultatif 4. Rapat Dewan Pengurus, 5. Rapat Badan Otonom dan 6. Rapat Istimewa.

 

Jadi, struktur organisasi kita HMM sudah tertera di AD/ART, hanya masih perlu penjelasan dan penafisran, karena  memang AD/ART itu sifatnya masih global memuat point-point yang mendasar dalam organisasi kita. Namun, walau demikian keadaannya, pada kesempatan ini saya tidak ingin untuk menjelaskan dan menafsirkan setiap point-point tersebut khususnya yang berkaitan dengan struktur HMM. Menurut saya masalah ini sudah sering didiskusikan, dan saya yakin diantara para pembaca buletin Generasi ada yang pernah terlibat dalam diskusi tersebut. Hanya saja hasil dari diskusi itu masih tersendat dalam sosialisasinya.

 

Berbicara tentang struktur dan unsur-unsur yang tercakup didalamnya, ada satu hal yang saya rasa perlu untuk menjadi catatan kita bersama, bahwa organisasi kita adalah penjelmaan dari keinginan dan tujuan kita saat mendirikannya plus hasil tinjauan terhadap beberapa fenomena, tantangan dan hambatan yang akan dihadapi dalam perjalanan organisasi ini. Jadi, sebenarnya -masih menurut saya- tidak ada yang aneh dari struktur organisasi kita HMM, tidak perlu lagi ada pertanyaan ada apa dengan struktur HMM, jika kita kembali kepada pemberangkatan awal dari pembentukan wadah ini serta merujuk hasil kajian terhadap beberapa fenomena dan tantangan yang akan dihadapi. Maka dengan adanya kesadaran terhadap catatan ini saya berharap kita memiliki keyakinan dan prinsip terhadap organisasi kita, tidak membanding-bandingkannya dengan organisasi lain “itu yang lebih professional” atau  “yang seperti itu lebih mapan”.

 

Tapi, dengan adanya kesadaran dan wujud bangunan struktur organisasi yang mutakhir, kita sudah merasa cukup dan puas, sehingga dengan muka berseri dan senyum tanda puas kita yakin organisasi ini akan berjalan dengan mulus. Saya rasa belum, ini hanya baru beberapa persennya saja dari sarana menuju cita-cita HMM sebagai tempat bernaung, bermain, menimba ilmu, pengalaman dan berlatih, tempat mengadu, bersilaturahmi dan segala-galanya sebagaimana yang termaktub di AD/ART kita Bab II pasal 6 tentang tujuan organisasi.

 

Masih banyak hal yang perlu kita bangun untuk mencapai cita-cita itu. Dan diantaranya menurut saya adalah membangun budaya, yaitu sikap, tingkah laku yang terbiasa dilakukan, kemudian menjadi kebiasaan dan kebiasaan tersebut menjadi suatu budaya. Pengetahuan membangun budaya ini saya dapat dari pelatihan kepemimpinan dan kewirausaha-an di KBRI Kairo bulan Juni lalu. Ada sebuah ilustrasi berbentuk gambar yang disajikan kepada kami para peserta ketika memasuki session ini. Sebuah perusahaan yang mana sang Direktur beserta para penasehatnya asyik membicarakan masalah struktur sementara staf dan pegawainya di ruangan lain ada yang bermain catur, ada yang tidur ada yang bertengkar ada yang baru tiba di kantor padahal sudah jam 10.00 dan bermacam-macam tingkah yang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi jawabannya ketika itu adalah bahwa perusahaan ini belum mampu menciptakan budaya yang baik untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

 

Sebegitu pentingkah budaya dalam sebuah organisasi untuk mencapai kemajuan ? para pembaca boleh menjawab penting, atau kurang penting atau biasa-biasa saja tapi,  menurut saya budaya dalam sebuah organisasi penting sekali. Kita pasti tahu dan yakin bahwa setiap organisasi memiliki dan berhadapan dengan setumpuk permasalahan, baik itu internal maupun eksternal untuk mencapai visi dan misi organisasi itu. Tapi permasalahan itu dapat dengan mudah diatasi dengan budaya yang telah membumi di organisasi tersebut. Sebagai contoh dapat saya utarakan beberapa sebab munculnya permasalahan dalam sebuah organisasi baik itu internal maupun eksternal, seperti kurang berjalannya komunikasi yang baik antara yang memimpin dan dipimpin atau antara organisasi ini dengan organisasi itu, tidak transparan dalam segala hal, tidak dapat bekerjasama antara satu bidang dengan bidang yang lain, krisis kepercayaan terhadap pemimpin dan misal-misal yang lain.

 

Suatu organisasi yang memiliki budaya dialogis, komunikatif, bekerjasama dengan siapa saja, transparan dalam system menejemen, saling percaya dan ber husnu al-zhan maka ia akan dapat dengan mudah mengatasi permasalahan-permasalahan seperti yang kami utarakan diatas.

 

Memang tidak mudah membangun budaya organisasi. Ada beberapa proses terbentuknya budaya organisasi: (lihat, Membangun Budaya Perusahaan Oleh Drs. Djarnalis Djunaid, makalah pelatihan Kepemimpinan & Kewirausahaan KBRI Kairo) 

 

  1. Alamiah; terjadinya dengan sendirinya karena pengalaman. Misalnya karena sering salah paham dalam kerja,  maka perlu budaya koordinasi.

  2. Konseptual. Budaya ini dapat dibangun secara konseptual berdasarkan:

            -         sasaran organisasi

            -         jenis pekerjaan dan

            -         karakteristik manusia pelaksana.

 

 

Diakhir tulisan ini saya berpendapat membangun struktur yang mutakhir penting tapi membangun budaya yang konstruktif untuk menjalankan struktur yang mutakhir itu juga tak kalah pentingnya. Maka mari sama-sama kita tumbuh kembangkan budaya yang konstruktif untuk mencapai tujuan dan cita-cita kita di dalam organsasi yang kita bina ini. Mengenai proses mana yang mau kita tempuh untuk membangunnya, saya rasa tergantung sejauh mana keyakinan kita terhadap pentingnya budaya organisasi itu. Tapi dari sekian tahun kita membina organisasi ini, pasti banyak pengalaman yang kita timba, semoga saja dari pengalaman ini kita mampu menciptakan budaya organisasi kita, minimal agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Bagaimana untuk aplikasi awal kita bangun budaya on time di organisasi kita, kalau anda setuju mari kita mulai dari sekarang tanpa harus menunggu komando. Wallahu A’lam  

 

________________________________________________________

Dikutip dari buletin Generasi HMM Edisi III Jumadil 'Ula 1423 H./Juli - Agustus 2002 M.

 

 

 

home

 

 

 

[ Halaman muka ]      [ Tentang kami ]      [  Email kami ]     [ Buku tamu ]     [ Arsip ]

© Himpunan Mahasiswa Medan Mesir 2002

     Silakan menyalin atau mengutip isi atau sebagian dengan mencantumkan sumber HMM Online

Kirim artikel/saran/kritikan 

Kontak Webmaster